Thursday, July 10, 2014

Pertarungan Hak dan Batil

  Pertarungan Hak dan Batil
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Islam telah menggariskan, kehidupan dunia ini merupakan cobaan (fitnah) bagi umat manusia. Dalam al-Quran disebutkan, kehidupan dunia ini adalah untuk menguji manusia siapa di antara mereka yang paling baik amalnya (Q.S. al-Kahfi:7).

Karena merupakan cobaan, maka di dunia ini terus-menerus terjadi pertarungan antara hak (al-haq, kebenaran) dan batil (al-bathil). Mereka yang mengikuti dan memperjuangkan kebenaran disebut ahlul haq, berhadapan dengan mereka yang mengusung dan membela kebatilan, ahlul bathil.

Pertarungan antara hak dan batil, yang merupakan sunnatullah, akan terus berlangsung hingga kehidupan dunia ini berakhir. Orang yang mengikuti al-haq, menjauhi al-bathil, akan menang. Bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, orang yang mengikuti al-bathil hidupnya akan merugi, sengsara dunia dan akhirat. Kalaupun pengikut al-bathil di dunia hidupnya merasa senang, dengan berlimpah harta misalnya, itu adalah upaya Allah kian menyengsarakannya di akhirat kelak, sebagai imbalan ketidakmauannya bertobat dan mengikuti al-haq.

Jadi, adanya pertarungan al-haq dan al-bathil membuat manusia pun terbagi menjadi dua golongan, yakni ahlul haq dan ahlul bathil.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Al-haq adalah kebenaran yang datang dari Yang Mahabenar, yakni Allah SWT. Dia adalah ajaran Allah SWT yang kini terhimpun dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah Saw (syariat Islam). "Mengamalkan al-haq ini cukup berat," kata seorang pakar tafsir, Fakhruddin ar-Razy. "Terbukti dari perintah untuk saling mengingatkan secara berkesinambungan menyangkut hal tersebut," tambahnya, merujuk pada Q.S. al-'Ashr:3, yang menegaskan orang yang tidak akan merugi hidupnya di dunia antara lain mereka yang saling mengingatkan dalam kebenaran (tawa shaubil haq).

Ahlul haq adalah para nabi dan utusan Allah, yang membawa ajaran-Nya untuk diajarkan kepada dan diamalkan oleh umat manusia. Tergolong ahlul haq adalah umat Islam yang istiqamah dengan keislamannya, mengamalkan seluruh ajaran Islam dan menjauhi seluruh larangan Allah.

Ahlul haq adalah juga para ulama sebagai pewaris para nabi (waratsatul anbiya), atau para da'i, mubaligh, yang terus-menerus mengibarkan panji Islam, berupaya menegakkan syi'ar Islam, agar umat manusia beriman-Islam, berlaku adil, beramal saleh, dan sebagainya. Ahlul haq juga adalah para politisi yang mengusung nilai-nilai Islam dalam percaturan politik; para ekonom yang memperjuangkan penerapan sistem perekonomian Islami; budayawan yang menegakkan budaya Islami; dan seterusnya.

Adapun al-bathil atau kebatilan adalah paham, ajaran, atau perilaku yang bertentangan dengan atau melanggar syariat Islam. Ahlul bathil adalah mereka yang mengamalkan dan memperjuangkan nilai-nilai, paham, atau ajaran non-Islam, ajaran yang sama sekali tidak diakui sebagai kebenaran oleh Islam.

Ahlul bathil adalah para penentang nabi dan utusan Allah. Mereka menentang ajaran yang didakwahkan Rasulullah. Mereka memusuhi dan berupaya membendung tersebar dan tegaknya ajaran Allah, dengan segala pengorbanan tenaga, pikiran, dan dana. Mereka adalah kaum musyrikin, kafirin, Yahudi, Nashrani, yang bergabung dengan kaum munafikin yang mengaku atau pura-pura beriman padahal memusuhi Islam dan umatnya.

Al-Quran menyatakan, kaum Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah rela kepada umat Islam sehingga umat mengikuti millah (agama, sistem nilai, pola pikir, pola hidup) mereka (Q.S. al-Baqarah:120). Ditegaskan pula, sesunggunya orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap kaum mukmin adalah Yahudi dan musyrikin (Q.S. al-Maidah:82).

Karena itu, Allah SWT pun melarang umat Islam menjadikan ahlul bathil tersebut sebagai teman setia, apalagi pemimpin. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah engkau mengambil musuh-musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad Saw) lantaran rasa kasih-sayang, padahal mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu" (Q.S. al-Mumtahanah:1).

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Al-Haq, yakni syariat Islam, haruslah menjadi pegangan hidup kita. Kita pun harus memperjuangkan dan mengunggulkannya di atas kebatilan.

Tujuan utama syariat Islam, kata al-Maududi dalam Nizhamul Hayat fi al-Islam, adalah membangun kehidupan manusia atas dasar ma'rufat dan membersihkannya dari munkarat. Ma'rufat adalah kebaikan, yakni nama untuk segala kebajikan atau sifat-sifat baik yang sepanjang masa telah diterima sebagai baik oleh hati nurani manusia. Munkarat sebaliknya, yaitu segala dosa dan kejahatan yang sepanjang masa telah dikutuk oleh watak manusia sebagai jahat. Dalam Islam, ma'rufat adalah hal-hal yang wajib, sunat, dan mubah dilakukan oleh umat Islam. Sedangkan munkarat adalah hal-hal yang haram dan makruh dilakukan.

Ma'rufat wajib ditegakkan, sekaligus meruntuhkan munkarat. Tidak saja bagi diri pribadi setiap Muslim, tetapi juga menjadi kewajiban setiap Muslim untuk mendakwahkannya kepada orang lain. "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah" (Q.S. 110).

Semoga kita menjadi ahlul haq, sekaligus siap berjuang melawan dan mengalahkan ahlul bathil. Ahlul haq adalah "tentara Allah" (hizbullah) yang dijanjikan-Nya memperoleh kemenangan dan kebahagiaan (Q.S. al-Maidah:56, al-Mujadalah:22). Barakallahu li walakum. (ASM. Romli).***

0 comments:

Post a Comment